Monday 23 April 2007

DI LUBUK SETIAP SAJAK



di lubuk setiap sajak

kita saling membenamkan diri

merasakan denyut dan gejala

pada gema setiap kata

yang mengembang jauh

menembus batas-batas dunia


di lubuk setiap sajak

tiap rahasia mengungkapkan diri

seperti keriput masa silam

pada kelopak bunga saat ini

ketika tak seorang sempat ingat

duka musim-musim yang lewat



aku tenggelam di satu bait

kurasakan embun yang jatuh

lewat kalimat yang terkembang

serupa pagi yang bangkit:

dan waktu yang hampir binasa

menemukan mataharinya kembali


kau tenggelam di bait lain

merenungkan makna kematian

lewat jerit ranting yang jatuh

lepas dari batang:

aku pun segera menyelamatkanmu

dari sentuhan ajal

yang menyamar menjadi pohon


kita bertemu di bait yang sama

dan tak ada yang lebih menakutkan

selain cinta yang besar

ia tumbuh dalam sajak

yang memenuhi seluruh ruang

hingga tak ada yang dapat dilihat

kecuali lewat matanya


ada baiknya sejenak kita keluar

dari bait yang mengepung ini

merasakan kehampaan

di luar kata yang menyesak dunia:

di sini segalanya masih begitu murni

kita pun bisa menjadi penyair

di alam yang baru ini


1 comment:

aisyah gadis said...

Aduh....buagus buanget sajaknya
Aq jadi ngiri...
sajak2 yang aku buat gak sebagus itu....
wah....,dalamm bgt maknanya