Monday 23 April 2007

SEPERTI MATAHARI

seperti matahari, cinta ini

tak seorang pun menciptanya

bahkan kau dan aku, bahkan mawar

yang berguru pada musim

serta para rahib

yang tekun menyimak wahyu


mereka tak mampu mencipta cinta

tapi kita yang polos dan berdosa

dapat memilikinya:

tanpa berguru pada musim

dan menjadi seorang pertapa

cinta membuat kita mampu

mengerti segalanya


tiap kali membuka mata

wajahmu dan wajahku ikut terbuka

layaknya sebuah buku

yang dapat dibaca dari arah mana saja

dan memberi makna

sebanyak yang kita minta


tapi, kita tak pernah tuntas

mempelajarinya


maka kita yang jatuh cinta

akan menderita, lebih dalam

dari ratap para rahib

lebih dingin dari nyanyian mawar

di musim kering

12 comments:

Dyan Adrian said...

Jika kau mengenal diriku maka kehendak akan menggerakan pelananya untuk membalas comment ini ke emailku dan kita melanjutkan persahabatan yang telah terlumatkan sekian ribu hari..
sahabat lama..
Dyan_adrians@yahoo.com

KyaiCyber said...

Col....

aku gak iso puisi, dadi pesen iki tak tulis tanpa ritme puisi atau sajak!

Koe kabare piye col....?
Dolano neng Kediri....

A. Yani E.S.
omahtengah@gmail.com

gado-gado sebungkus mbak! said...

kesian ya, para rahib gak pernah jatuh cinta. :D

Tubagus P. Svarajati said...

Mas Faisal, terima kasih telah bertandang ke Rumah Seni Yaitu, Semarang, 3 April 2008.
[Tubagus P. Svarajati]

Anonymous said...

memang yang namanya rahib ya ndak boleh mempunyai cinta.....

M. Najih Fitoru said...

namun matahari ku selalu lenyap oleh benam
ditelan badai kelam tak bertepi
bahkan sang bintang pun enggan menjadi cermin ditengah redup bersayup senyap
hingga sang rahib pun tertawa vodka
antara hidup dan mati....
kini, equilibrium mu benar2 nyata
dalam jiwa
indah memang....

Mr.Dhamparan said...

blog kok ndeso koyo ngene...rek rek...

Anonymous said...

Ass...temenne pudji utomo majenang kan..penyair muda yang kesohor itu kan...putra seorang pengasuh pesantren di majenang itu kan...maaf aku sok kenal, salam kenal karena aku telah sengaja mendamparkan diri di blog-mu om, jangan sandera aku ya om, aku hanya pelancong tanpa misi gold, glory, dan gospel yang bau tai itu...wass..

Aditya Sahril R said...

col...
ini aku sahabatmu yang udah di stempel di kandang banteng.
kapan ke tasik col???

DIARY PETUALANG said...

q

Acep Zamzam Noor said...

Salam Sastra

Kumpulan Puisi Acep Zamzam Noor, Artikel Budaya, Artikel Sastra, Artikel Sosial, Artikel Seni, Lukisan Acep Zamzam Noor dapat di update pada Blog http://acepzamzamnoor.blogspot.com

Selamat Berapresiasi

Toko Buku Kupu-kupu Lucu said...

sangat setuju dengan puisimu